we can't control social media

ah.. akhirnya aku menulis lagi. :)

Berkutat dengan pekerjaan yang sepertinya tidak ada habis2nya, membuatku tidak memiliki lagi waktu eksklusif untuk menuangkan unek2 di halaman ini. Sampai akhirnya sebagai seorang yang berkecimpung di dunia komunikasi, aku harus mengeksiskan diriku dan berharap ada orang yang mampir ke blog ini dan menjadikan aku terkenal. hehehe... (gajelas)

Yang mengusikku seminggu terakhir ini adalah hal pekerjaan yang bersentuhan dengan Social Media. Jujur, sebagai praktisi komunikasi, pembahasan soal social media atau dulu hanya tentang internet user, sudah sejak 1999 aku gemari, Sampai2 skripsi pun tentang internet user, di tahun 2003, ketika pengguna internet belum membludak seperti saat ini, dan topik ini sudah aku pahami, menurutku, walaupun belum bersentuhan sama sekali dengannya. 

Hingga seminggu terakhir ini. Aku tidak bisa menjabarkan secara detail karena pastinya akan membuka dapur kantor. Singkat kata, beredarlah isu melalui bbm dan sms tentang hal produk diperusahaanku yg memprovokasi agar orang2 tidak membelinya lagi. Dan mengikutkan referensi dari Lembaga Standardisasi Internasional yang membenarkan ttg produk tsb.Dan berita ini sebenarnya sudah jadul, dan sudah diklarifikasikan oleh perusahaanku dari pusat sana setahun yang lalu. Tapi sepertinya ada orang yang bermaksud buruk dengan menaikkan isu ini lagi entah dengan motivasi apa.

Apa hubungannya dengan social media? Awalnya kupikir tidak ada. tetapi.. "jika seseorang uncertain about something, where do you think they'll go to find information?". "Internet". Dan ketika hasil googling hanya menampilkan laman internet tentang keburukan produk kita yang sebenarnya tidak akurat dan menyesatkan, kita tidak bisa apa2. Karena kita tidak memiliki strategi preventif dengan menyediakan informasi yang benar dari sudut kita. Tidak untuk mencari pembenaran, tapi memberikan alternative agar konsumen bisa memilih dan memutuskan dengan benar menurut pemikirannya sendiri. Dan aku menyayangkan keterlambatanku melihat semua ini. Lalu aku berpikir... can i reactivate my social media? 







Comments

Popular posts from this blog

Terapi Wicara untuk Anak Speech Delay..., perlu kah?

Doa berkat dari tulang (pasu-pasu ni tulang) - a batak tradition

Terapi Wicara vs Day Care / Preschool